Jangan Tinggal Tenang - Ringkasan Khotbah Pdt.Alex Abraham Tanusaputera

Posted On //


Ayat Bacaan : Yesaya 62:1-12; Yakobus 5:16

“Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri .……. janganlah kamu tinggal tenang dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi”
(Yesaya 62:6, 7)
Apa artinya ‘kamu jangan tinggal tenang dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi’? Inilah salah satu definisi kebangunan rohani (revival) (Erroll Hulse - Revival Commentary).
Saudara, kebangunan rohani adalah suatu fakta nyata bahwa Allah tidak pernah tinggal diam. Sejarah membuktikan bahwa kebangunan rohani adalah suatu kisah nyata. Orang-orang berdosa menangis, memohon pengampunan Allah; orang-orang sengsara dipulihkan; orang-orang sakit disembuhkan; orang-orang putus asa mengalami pemulihan Allah; adalah pemandangan biasa yang terjadi pada masa kebangunan rohani. Bagaimanakah kebangunan rohani itu terjadi? Kuncinya: DOA!

Sebelum Kebangkitan Besar Kedua (The Second Great Awakening) pada akhir tahun 1850, Yeremia Lamphier mengadakan pertemuan doa di kota New York. Dalam waktu 6 bulan, 10.000 usahawan bergabung dan berdoa bersama untuk memohon kebangunan rohani. Dan dalam waktu 2 tahun, kurang lebih 2.000.000 orang bertobat dan menjadi anggota gereja.

Pola yang sama terlihat sebelum terjadinya ledakan kebangunan rohani pada tahun 1859 di Ulster, Irlandia. James McQuilkin dan 3 orang lainnya bertemu di sebuah rumah sekolah setiap minggu untuk berdoa dan belajar Alkitab. Roh Kudus membakar hati mereka sehingga pada akhir tahun 1858, orang-orang yang mengikuti kebaktian doa berkembang menjadi 50 jiwa. Kerinduan akan kuasa Allah begitu membara, sehingga dalam waktu kurang dari satu tahun saja (1859), jumlah orang yang menghadiri kebaktian bertambah menjadi 100.000 jiwa.

Dari sejarah kita mengerti bahwa doa adalah kunci kebangunan rohani. Permulaan kebangunan rohani selalu diawali dengan hati yang rindu dan doa yang sungguh-sungguh. Tidak ada rasa letih dan lelah saat mereka menantikan lawatan Allah. Karena mereka tidak tinggal diam, maka Allah juga tidak mau “santai”. Allah meresponi kerinduan mereka yang sungguh-sungguh untuk melihat kuasa Allah.
Jadi jelas, kebangunan rohani tidak terjadi karena panitia KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) mengundang artis untuk bersaksi atau mengundang pendeta dari luar negeri. Kebangunan rohani datang karena ada orang yang bertelut dan menangis!

Renungan:

Allah tidak dapat memaksakan kehendak-Nya untuk mengirimkan kebangunan rohani selama anak-anak-Nya tidak merindukannya. Tidakkah hati kita hancur melihat dosa dan kekerasan yang merajalela? Tidakkah hati kita menjerit melihat orang-orang terkapar karena ketidakadilan? Tidakkah hati kita merindukan lawatan Allah?

Kebangunan rohani adalah pesta surgawi.

Source : Graha bethany