Kedatangan Tuhan (Pdt. Abraham Alex Tanuseputra)

Posted On //
Ayat Bacaan : Kisah Para Rasul 1:6-11

Saudara, sepatutnya kita mengucap syukur dan bangga buat bangsa dan negara Indonesia yang mengakui hari besar umat Kristiani, khususnya Jumat Agung (Hari kematianNya), kemudian hari KebangkitanNya dan juga hari KenaikanNya. Sebab, di negara lain, hari kenaikan Tuhan Yesus tidak diperingati. Baik itu di Australia maupun di Amerika, dan seandainya ada, itupun hanya beberapa gereja yang memperingatinya; apalagi di Eropa (tidak ada sama sekali). Oleh sebab itu, biarlah kita senantiasa mengucap syukur atas kasihNya yang besar.
Dimana firman Tuhan berkata : oleh karena satu orang (Adam & Hawa) berdosa maka kita semua telah berdosa, dan oleh karena satu orang (Yesus Kristus) maka semua orang yang percaya kepadaNya akan diselamatkan. Dan bagi kita yang sudah mengenal Yesus Kristus merupakan kemurahan yang luar biasa. Yeremia, Yesaya maupun Paulus mengatakan bahwa “aku dipilih sebelum dunia dijadikan” Jadi kemurahan Tuhan merupakan sesuatu yang tidak ada bandingnya. Sebab tidak semua orang dapat mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan kalau tidak ada Roh Kudus didalam diri orang tersebut.
Demikianlah yang dikatakan Yesus kepada Petrus, kataNya : “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 16:17). Jadi, berbahagialah kita yang sudah dipanggil dan dipilih untuk menjadi umat kesayanganNya. Oleh karena itu, pertahankanlah semuanya itu, supaya apa yang telah tertulis dalam Ibrani 10:39 menjadi kenyataan dalam kehidupan kita; yang mana telah dikatakan: “Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.” Untuk itu marilah kita pertahankan hak kita untuk dipilih oleh Tuhan, dan jangan sampai kita lecehkan pilihan tersebut. Kita perhatikan kisah yang terdapat dalam Firman Tuhan mengenai Esau dan Yakub.
Dimana Esau adalah anak sulung yang berhak mendapatkan berkat, tetapi disia-siakan sehingga yang mendapat hak kesulungan yaitu adiknya (Yakub). Jangan sampai ada diantara kita “mata gelap”, sahingga menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan. Dan biarlah ayat bacaan diatas menjadi bahan perenungan kita saat ini sehubungan dengan peringatan hari Kenaikan Tuhan Yesus. Dimana pada ayat sebelas ditegaskan bahwa Yesus yang terangkat ke sorga meninggalkan kita, akan kembali dengan cara yang sama seperti Dia naik ke sorga. Yesus harus naik ke sorga untuk mempersiapkan tempat bagi mereka yang percaya dan setia kepadaNya, seperti yang tertulis dalam Yohanes  14:3 “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”

Ada beberapa hal yang perlu kita pahami mengenai kedatangan Tuhan yang kedua kalinya, yaitu :
Yang pertama; Tuhan Yesus datang kembali sebagai juru selamat. Dalam pengertian bahwa Ia akan membawa orang-orang yang percaya kepadaNya untuk turut masuk dalam kebahagiaan yang sudah dipersiapkan.
Yang kedua; Yesus datang sebagai raja di atas segala raja untuk menjemput kita selaku anak-anak raja, karena kita adalah warga kerajaan sorga. Untuk itu posisi ini harus kita pertahankan dan jangan sampai hilang.
Yang ketiga; Yesus datang sebagai hakim untuk menghakimi seluruh umat manusia. Dia akan memisahkan antara kambing dan domba; antara gandum dan ilalang untuk diberi ganjaran sesuai dengan posisi mereka masing-masing. Oleh karena itu jangan sampai kita menjadi kambing atau ilalang, karena domba dan gandumlah yang akan mendapatkan berkat Tuhan.

Yang keempat; Yesus datang sebagai mempelai pria, dan kita sebagai mempelai wanita tidak boleh ada cacat dan celah. Untuk itu, apabila saat ini kita masih menikmati cinta Tuhan, marilah kita membalas kasihNya dengan sebaik-baiknya.
Dari keempat hal ini apabila dikaitkan dengan I Petrus 2:9, yang berkata : “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” Maka akan mengandung pengertian sebagai berikut : Jikalau Yesus datang sebagai juru selamat maka kita adalah bangsa yang terpilih, dan apabila Yesus datang sebagai raja, maka kita adalah imamat yang rajani. Jikalau Tuhan datang sebagai hakim, maka kita adalah bangsa yang kudus, sedangkan apabila Tuhan datang sebagai mempelai, maka kita adalah umat kepunyaan Allah sendiri.

Dari beberapa hal pemahaman diatas, maka tindakan apa yang harus kita lakukan ? Kita harus bersiap sedia dan berjaga-jaga. Sebab Firman Tuhan berkata dalam Injil Lukas 12:35-36 : “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.” Kata siap sedia dan berjaga-jaga disini dapat diaplikasikan dalam bentuk sikap berdoa. Karena orang yang berdoa itu sama seperti seorang yang menanti-nantikan tuannya yang sedang bepergian, dan hal itu merupakan sikap yang paling baik.
Mengapa ? Karena sewaktu-waktu tuan itu mengetuk pintu untuk masuk, maka kita akan segera membukakan. Selain itu berjaga-jaga tidak hanya mengandung pengertian waspada terhadap kedatanganNya yang kedua kali, tetapi siap sedia membuka pintu hati kita untuk mempersilahkan Dia masuk dalam diri kita dan bergaul dengan kita, maka ada sukacita yang besar. Sehingga pada akhirnya kita disebut sebagai orang yang berbahagia, seperti yang tertulis dalam Injil Lukas 12:37-38 “Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. . . . . . dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka. Dan sebagai contoh adalah kisah daripada Henokh. Dimana Henokh senantiasa bergaul dengan Tuhan, dan sewaktu-waktu Tuhan datang maka dia segera menyambutNya, dan apabila Tuhan belum datang maka dia sudah bersiap-siap untuk menyambut kedatanganNya. Oleh karena itu, Henokh telah diangkat hidup-hidup.

Saudara, bukankah hal demikian yang dikehendaki Tuhan dalam kehidupan kita. Untuk itu janganlah kita menjadi seperti lima gadis yang bodoh, yang tidak siap sedia membawa minyak. Tetapi jadilah seperti lima gadis yang bijaksana, yang selalu mempersiapkan minyaknya (menggambarkan bahwa Roh Kudus harus tetap ada dalam diri kita sampai kedatangan Tuhan yang kedua kalinya). Supaya, apabila mempelai itu datang, maka pelita kita akan tetap menyala (Matius 25:1-13), dan kita layak untuk masuk dalam pesta Anak Domba Allah. Amin

Sumber : multimedia graha bethany