Ayat Bacaan : Kisah Para Rasul 1:6-11
Saudara, sepatutnya kita mengucap syukur dan bangga buat bangsa dan
negara Indonesia yang mengakui hari besar umat Kristiani, khususnya
Jumat Agung (Hari kematianNya), kemudian hari KebangkitanNya dan juga
hari KenaikanNya. Sebab, di negara lain, hari kenaikan Tuhan Yesus tidak
diperingati. Baik itu di Australia maupun di Amerika, dan seandainya
ada, itupun hanya beberapa gereja yang memperingatinya; apalagi di Eropa
(tidak ada sama sekali). Oleh sebab itu, biarlah kita senantiasa
mengucap syukur atas kasihNya yang besar.
Dimana firman Tuhan berkata : oleh karena satu orang (Adam &
Hawa) berdosa maka kita semua telah berdosa, dan oleh karena satu orang
(Yesus Kristus) maka semua orang yang percaya kepadaNya akan
diselamatkan. Dan bagi kita yang sudah mengenal Yesus Kristus merupakan
kemurahan yang luar biasa. Yeremia, Yesaya maupun Paulus mengatakan
bahwa “aku dipilih sebelum dunia dijadikan” Jadi kemurahan Tuhan
merupakan sesuatu yang tidak ada bandingnya. Sebab tidak semua orang
dapat mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan kalau tidak ada Roh Kudus didalam
diri orang tersebut.
Demikianlah yang dikatakan Yesus kepada Petrus, kataNya :
“Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang
menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga” (Matius
16:17). Jadi, berbahagialah kita yang sudah dipanggil dan dipilih untuk
menjadi umat kesayanganNya. Oleh karena itu, pertahankanlah semuanya
itu, supaya apa yang telah tertulis dalam Ibrani 10:39 menjadi kenyataan
dalam kehidupan kita; yang mana telah dikatakan: “Tetapi kita bukanlah
orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang
percaya dan yang beroleh hidup.” Untuk itu marilah kita pertahankan hak
kita untuk dipilih oleh Tuhan, dan jangan sampai kita lecehkan pilihan
tersebut. Kita perhatikan kisah yang terdapat dalam Firman Tuhan
mengenai Esau dan Yakub.
Dimana Esau adalah anak sulung yang berhak mendapatkan berkat, tetapi
disia-siakan sehingga yang mendapat hak kesulungan yaitu adiknya
(Yakub). Jangan sampai ada diantara kita “mata gelap”, sahingga
menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan. Dan biarlah ayat bacaan diatas
menjadi bahan perenungan kita saat ini sehubungan dengan peringatan hari
Kenaikan Tuhan Yesus. Dimana pada ayat sebelas ditegaskan bahwa Yesus
yang terangkat ke sorga meninggalkan kita, akan kembali dengan cara yang
sama seperti Dia naik ke sorga. Yesus harus naik ke sorga untuk
mempersiapkan tempat bagi mereka yang percaya dan setia kepadaNya,
seperti yang tertulis dalam Yohanes 14:3 “Dan apabila Aku telah pergi
ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan
membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu
pun berada.”
Ada beberapa hal yang perlu kita pahami mengenai kedatangan Tuhan yang kedua kalinya, yaitu :
Yang
pertama; Tuhan Yesus datang kembali sebagai juru selamat. Dalam
pengertian bahwa Ia akan membawa orang-orang yang percaya kepadaNya
untuk turut masuk dalam kebahagiaan yang sudah dipersiapkan.
Yang
kedua; Yesus datang sebagai raja di atas segala raja untuk menjemput
kita selaku anak-anak raja, karena kita adalah warga kerajaan sorga.
Untuk itu posisi ini harus kita pertahankan dan jangan sampai hilang.
Yang
ketiga; Yesus datang sebagai hakim untuk menghakimi seluruh umat
manusia. Dia akan memisahkan antara kambing dan domba; antara gandum dan
ilalang untuk diberi ganjaran sesuai dengan posisi mereka
masing-masing. Oleh karena itu jangan sampai kita menjadi kambing atau
ilalang, karena domba dan gandumlah yang akan mendapatkan berkat Tuhan.
Yang keempat; Yesus datang sebagai mempelai pria, dan kita
sebagai mempelai wanita tidak boleh ada cacat dan celah. Untuk itu,
apabila saat ini kita masih menikmati cinta Tuhan, marilah kita membalas
kasihNya dengan sebaik-baiknya.
Dari keempat hal ini apabila
dikaitkan dengan I Petrus 2:9, yang berkata : “Tetapi kamulah bangsa
yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan
Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar
dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib.” Maka akan mengandung pengertian sebagai berikut :
Jikalau Yesus datang sebagai juru selamat maka kita adalah bangsa yang
terpilih, dan apabila Yesus datang sebagai raja, maka kita adalah imamat
yang rajani. Jikalau Tuhan datang sebagai hakim, maka kita adalah
bangsa yang kudus, sedangkan apabila Tuhan datang sebagai mempelai, maka
kita adalah umat kepunyaan Allah sendiri.
Dari beberapa hal pemahaman diatas, maka tindakan apa yang harus
kita lakukan ? Kita harus bersiap sedia dan berjaga-jaga. Sebab Firman
Tuhan berkata dalam Injil Lukas 12:35-36 : “Hendaklah pinggangmu tetap
berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti
orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan,
supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.”
Kata siap sedia dan berjaga-jaga disini dapat diaplikasikan dalam bentuk
sikap berdoa. Karena orang yang berdoa itu sama seperti seorang yang
menanti-nantikan tuannya yang sedang bepergian, dan hal itu merupakan
sikap yang paling baik.
Mengapa ? Karena sewaktu-waktu tuan itu mengetuk pintu untuk masuk,
maka kita akan segera membukakan. Selain itu berjaga-jaga tidak hanya
mengandung pengertian waspada terhadap kedatanganNya yang kedua kali,
tetapi siap sedia membuka pintu hati kita untuk mempersilahkan Dia masuk
dalam diri kita dan bergaul dengan kita, maka ada sukacita yang besar.
Sehingga pada akhirnya kita disebut sebagai orang yang berbahagia,
seperti yang tertulis dalam Injil Lukas 12:37-38 “Berbahagialah
hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. . . . .
. dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan
mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka. Dan
sebagai contoh adalah kisah daripada Henokh. Dimana Henokh senantiasa
bergaul dengan Tuhan, dan sewaktu-waktu Tuhan datang maka dia segera
menyambutNya, dan apabila Tuhan belum datang maka dia sudah bersiap-siap
untuk menyambut kedatanganNya. Oleh karena itu, Henokh telah diangkat
hidup-hidup.
Saudara, bukankah hal demikian yang dikehendaki Tuhan dalam
kehidupan kita. Untuk itu janganlah kita menjadi seperti lima gadis yang
bodoh, yang tidak siap sedia membawa minyak. Tetapi jadilah seperti
lima gadis yang bijaksana, yang selalu mempersiapkan minyaknya
(menggambarkan bahwa Roh Kudus harus tetap ada dalam diri kita sampai
kedatangan Tuhan yang kedua kalinya). Supaya, apabila mempelai itu
datang, maka pelita kita akan tetap menyala (Matius 25:1-13), dan kita
layak untuk masuk dalam pesta Anak Domba Allah. Amin
Sumber : multimedia graha bethany
Kedatangan Tuhan (Pdt. Abraham Alex Tanuseputra)
By STEFANUS SUSANTO
Posted On
//
Labels:
RINGKASAN KHOTBAH