Pengampunan yang dari Tuhan berbeda dengan yang dari manusia. Yang dari Tuhan, seakan orang itu tidak pernah melakukan kesalahannya, sedang yang dari manusia, perbuatan masa lampaunya, tetap melekat.
Suatu saat ada bekas penjahat yang sudah bertobat, dia ingin berbuat kebaikan bagi desanya. Saat dia pulang, dia membawa uang yang sangat banyak, bukan dari hasil kejahatan, tetapi dari hasil kerja halal. Namun, masa lalunya tetap melekat di benak orang desa itu... Maka mereka pun mengusirnya dan tidak membiarkan orang itu tinggal di sana.
Ah... Seandainya mereka tahu, apa yang dia bawa dan seandainya mereka tahu, betapa hatinya sudah penuh dengan penyesalan akan masa lalunya. Forgives and forgets... Haleluya...
By His grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo
(Warta JKI Injil Kerajaan 31 Januari - 01 februari 2015)