Sejalan dengan majunya jaman, maka gereja harus mengalami
pertumbuhan. Dan pertumbuhan gereja ini tidak hanya kwantitas tetapi
juga kwalitas. Ada beberapa karakter yang dimiliki oleh gereja yang
bertumbuh, yaitu :
1. Koinonia (Kumpulan orang-orang yang mengikatkan diri dalam persekutuan dengan Allah).
Kita telah dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk dijadikan umat yang
kudus dan melakukan perkara-perkara yang besar. Oleh sebab itu kita
harus mengikatkan diri dalam persekutuan dengan Allah, karena Allah akan
mengikatkan diriNya dengan kita pula, supaya keberhasilan itu menjadi
nyata (I Korintus 1:2)
Pada saat kita mengikatkan diri dengan Kristus, maka kita akan
diangkat dalam satu level berkat tertentu. Apa yang dimaksudkan
mengikatkan diri dengan Tuhan ? Yang dimaksud mengikatkan diri dengan
Tuhan adalah memiliki hubungan yang intim dan bergantung sepenuhnya
kepada Tuhan.
Contohnya : Ketika orang Israel dibawa keluar dari
Mesir dan melawati padang pasir, maka mau atau tidak mau mereka harus
mengikatkan diri dengan Allah karena di padang pasir tidak ada makanan
dan minuman seperti di Mesir. Perjalanan dari Mesir menuju Kanaan
sebenarnya tidak lebih dari 20 hari, tetapi mengapa sampai 40 tahun
lamanya sehingga dalam perjalanan banyak yang mati ?.
Dibalik perjalanan yang cukup panjang ini Tuhan mempunyai maksud
yang indah, yaitu supaya orang Israel saat dipimpin keluar dari tanah
Mesir menuju ke Kanaan mendapat pelajaran dari Tuhan untuk bisa
memelihara perasaan, pikiran dan kehendak Tuhan.
Demikianlah
kehidupan kita, mungkin saat ini kita sedang bergantung pada lingkungan
kita, misalnya bergantung pada kekayaan orang tua, bergantung pada
pekerjaan yang bagus atau bergantung dengan hal yang lainnya. Tetapi
perlu kita ingat bahwa kita adalah orang-orang yang eklesia yaitu
orang-orang yang dipanggil dari dunia ini untuk bergantung sepenuhnya
pada Tuhan Yesus Kristus. Karena kalau kita menggunakan pikiran,
kehendak dan perasaan kita sendiri maka kita akan tersesat di padang
pasir. Karena dunia ini sebenarnya adalah padang pasir.
Bentuk nyata pimpinan Tuhan terhadap bangsa Israel yaitu Musa
telah diperintahkan Tuhan untuk membuat Tabernakel (Bilangan 9:15). Dan
kemah suci pada zaman Musa hanya ada satu, sedangkan umat yang mengikuti
Musa kurang lebih tiga juta orang. Pada saat mereka beribadah, para
imam-imam melayani mulai dari mezbah bakaran, kolam basuhan, pelita emas
dan roti pertunjukan. Mereka masuk ke halaman dan mereka percaya akan
penebusan dosa dalam wujud kolam basuhan (baptisan). Lalu mereka masuk
dalam ruang suci, yang pertama terdapat mezbah dupa (perasaan Tuhan),
lalu meja roti pertunjukan (pikiran Kristus), lalu pelita emas (kehendak
Tuhan). Kemudian imam itu menghadap tirai yang tebal sampai mendengar
firman Tuhan dari ruang maha suci. Setelah para imam itu mendengar
firman Tuhan maka mereka keluar dan menyampaikannya kepada jemaat.
Demikianlah dalam kehidupan kita, kalau kita benar-benar
mengikatkan diri dengan Tuhan dan mau dipimpin oleh Tuhan, maka kita
akan sampai pada tujuan seperti yang dikehendaki oleh Tuhan yaitu hidup
dalam kesuksesan, kebahagian dan kedamaian. Oleh sebab itu jangan
sekali-kali mendukakan Roh Kudus karena Roh Kudus adalah pribadi Allah
sendiri. Karena pada waktu kita menghormati Roh Kudus maka urapan Allah
itu akan turun atas kita. Tetapi acapkali kita sering menyinggung
perasaanNya dengan cara membawa tubuh ini ke dalam dosa. Lalu bagaimana
kita bisa melayani Tuhan kalau kita tidak bisa memahami perasaanNya.
Jadi orang yang bisa memahami dan melayani perasaan Tuhan dapat
disamakan seperti hubungan antara suami dan istri (Efesus 5:32).
2. Diakonia (Kumpulan orang-orang yang saling melayani).
Galatia 6:10 ”Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita,
marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada
kawan-kawan kita seiman.”
Pelayanan diakonia itu sebenarnya membuat
kita berbahagia. Memang, kalau kita menilai secara fisik maka perbuatan
kita tidak untung karena sebagian apa yang kita miliki harus berkurang.
Tetapi akhir dari perbuatan yang kita lakukan akan menghasilkan buah
yang luar biasa. Sebab, apa yang kita tabur tidak akan sia-sia tetapi
akan menjadi berlipatkaliganda. Misalnya : seseorang mengalami sakit
parah dan membutuhkan pertolongan, lalu kita mau berkorban. Maka segala
perbuatan kita akan diperhitungkan oleh Tuhan (Ulangan 1:10). Allah
tidak mau dipiutangi. Pelayanan diakonia di masa sekarang ini sangat
langka, karena dalam kondisi yang sulit ini manusia cenderung untuk
memikirkan dirinya sendiri atau sekelompok orang saja. Untuk itu, selama
masih ada kesempatan marilah kita berlomba untuk berbuat baik terhadap
saudara kita yang lemah, karena hal itu merupakan wujud sebagian dalam
mengasihi sesama.
3. Marturia (Memberitakan Injil, atau menyampaikan kabar baik).
Gereja dikatakan exist apabila semua jemaatnya menyampaikan kabar
baik kepada semua umat manusia, terutama bagi mereka yang belum
diselamatkan. Memberitakan Injil bukanlah tugas pendeta saja, tetapi
tugas semua orang yang percaya dan yang sudah diselamatkan oleh Tuhan.
Marturia (memberitakan Injil) bersifat wajib (Matius 28:19-20). Tetapi
janganlah takut, karena apabila kita memberitakan Injil maka kita akan diperlengkapi dengan kuasa Tuhan, karena di dalam diri kita ada
sesuatu yang ilahi (Markus 16:15-17). Tetapi sebaliknya apabila kita
tidak memenuhi kewajiban itu maka kita harus memberi pertanggungan jawab
kepada Tuhan atas nyawa orang yang belum diselamatkan (Yehezkhiel
33:6). Bukankah kita dipanggil dan dipilih tidak sekedar untuk
diselamatkan tetapi kita ditetapkan sebagai pembawa kabar baik yaitu
keselamatan dalam Yesus Kristus. Mungkin timbul pertanyaan dalam hati
kita, “bagaimana aku dapat memberitakan Injil sedangkan akau tidak
pandai bicara ?”. Saudara, memberitakan Injil itu bukan soal pandai atau
tidak pandai bicara, melainkan mau atau tidak untuk memberitakannya.
Pemberitaan Injil yang konkrit adalah melalui sikap hidup kita. Apakah
sikap hidup kita sudah mencerminkan pribadi Yesus. Apabila kita mengaku
percaya kepada Yesus maka hidup kita wajib seperti Yesus hidup. Apa
artinya kita pandai berbicara tetapi hidup kita tidak mencerminkan
sebagai anak-anak Tuhan ?. Perlu kita ketahui bahwa hidup kita adalah
suratan yang terbuka; setiap orang dapat membaca kebenaran melalui sikap
hidup kita sehari-hari. Amin.
Sumber : www.bethanygraha.org