Sebagai orang Kristen (baca: pengikutnya Tuhan Yesus Kristus), kita
harus punya kerendahan hati untuk menerima keanekaragaman pengajaran en
aliran yang ada. Kita nggak tau segala sesuatu. Siapapun yang ngomong,
“Saya tau semua hal.”, “Denominasi sayalah yang sempurna.”, “Teologi
saya dong yang terbaik.” Atau kata-kata lain yang mirip kayak gitu,
menurut saya orang itu ada dalam bahaya besar. Karena kita sebetulnya
nggak tau semua hal.
Gereja Baptis, misalnya lebih kuat dalam area memenangkan jiwa en
baptisan air. Gereja Anglikan lebih baik dalam hal menyangkut tradisi
gereja. Aliran Pentakosta lebih baik dalam hal perintisan gereja. Aliran
Karismatik lebih baik dalam semua hal yang ada hubungannya sama Roh
Kudus en kesembuhan ilahi. Nggak ada seorang pun yang punya segala
sesuatu. Karena itulah kita perlu orang lain.
Begitu juga dengan
gereja Katolik Roma yang saat ini jumlah umatnya sekitar 1 milyar.
Menurut sejarah, gereja Katolik Roma emang pernah mengalami masa-masa
kemunduran. Tapi kemudian Martin Luther juga Calvin muncul, en men-stop
semua itu. Meski pernah mengalami kemunduran, tapi lama sebelum era
tersebut, hampir semua doktrin dasar gereja berasal dari gereja Katolik
Roma lho!
Jadi, siapa sebetulnya orang Kristen sejati? Menurut
saya orang Kristen sejati adalah orang yang mencoba melakukan yang
terbaik yang dia bisa untuk mengasihi Tuhan dan sesama. Orang yang
mencoba melakukan yang terbaik untuk membaca alkitab en berdoa,
melakukan kehendak Tuhan, setia dalam panggilan Tuhan untuk dirinya.
Saya rasa nggak ada seseorang yang bisa benar-benar menilai siapa orang
Kristen sejati, cuma Tuhan yang tahu. Saya juga nggak ingin jadi hakim
yang bilang, “Oh, saya tahu semua yang ada di dalam hati Tuhan.”
Karena
itu sekali lagi, kita nggak tau semua hal. Bahkan apa yang kita ketahui
sekarang, bisa jadi salah. Apa yang kita pikir salah sekarang, bisa
jadi malah benar. Ya, kan? Tuhan ijinkan semua itu. Tuhan adalah Bapa
yang baik. Dia seperti seorang ayah yang punya banyak anak. Suatu waktu
anak-anaknya berantem. Tapi, sang ayah tetap sayang sama semua anaknya.
Begitu juga dengan Tuhan. Tuhan nggak bilang, “Yang ini yang benar, yang
itu salah, yang itu benar...” Tuhan tetaplah Bapa untuk semua
anak-anak-Nya, en Dia tetap bilang, “Hei.. kamu lakukan yang terbaik ya.
Kamu juga, kamu juga, kamu juga… Itu udah cukup.” Apa intinya? Lakukan
yang terbaik yang kita bisa lakukan dengan iman, en itu udah cukup buat
Tuhan. Gak perlu saling menghakimi. Kalau kita nggak tahu segala
sesuatu, kita jangan menghakimi. Nggak usah juga saling debat karena
debat cuma akan buang waktu, plus gak ada hasilnya.