Pilihan Untuk Taat

Posted On //
Ayat Bacaan : Yehezkiel 6:1-14; Ibrani 11:5, 6
“…. orang-orang yang terluput dari antara kamu akan mengingat kepada-Ku, tatkala Aku mengembalikan hati mereka yang berzinah itu, yang sudah menjauh dari pada-Ku dan mengalihkan mata mereka, yang selalu berzinah dengan mengikuti berhala-berhala mereka ….”
(Yehezkiel 6:9)

Tidak semua tokoh Perjanjian Lama adalah orang-orang yang memberontak. Kendati Perjanjian Lama dipenuhi dengan kisah-kisah kegagalan, namun setidak-tidaknya ada 3 orang yang tercatat memiliki reputasi “tak bercela”. Mereka adalah:

1.    Henokh.
Henokh adalah keturunan ketujuh dari Adam. Ia disebutkan “hidup berjalan dengan Allah” (Kejadian 5:22). Tahukah Anda apa yang terjadi kalau manusia begitu akrab dengan Allah? Orang tersebut pasti “diculik” Allah. Dan Henokh diangkat supaya Allah bisa lebih akrab lagi bergaul dengan Henokh di tempat kediaman-Nya.

2.    Yusuf.
Yusuf adalah contoh seorang pemuda yang tidak goyah menghadapi godaan. Ketakutannya akan Allah mampu mengatasi tawaran menggiurkan yang disodorkan oleh tante Potifar yang genit itu (Kejadian 39). Orang dunia pasti komentar, “Wah, itu perbuatan dungu. Ditawari kenikmatan dan kekayaan (jadi PIL-nya tante Potifar pasti makmur - punya rumah, mobil keren, handphone, dan uang saku bulanan, itu sudah pasti), kok ditolak?!” Namun Yusuf memiliki hati yang teguh untuk taat kepada Allah. Ia menolak dengan tegas permintaan tante Potifar. Dan kalau Anda membaca kisahnya di Alkitab, tidak ada catatan tentang kecacatannya.

3.    Daniel.
Pemuda yang satu ini juga tidak kalah luar biasanya dengan tokoh-tokoh di atas. Meskipun diancam untuk dijadikan santapan singa-singa yang kelaparan, ia tetap berkukuh untuk tidak mengurangi apalagi “minta dispensasi” kepada Tuhan untuk tidak berlutut dan berdoa 3 kali sehari, seperti kebiasaannya (Daniel 6:11). Ia sama sekali tidak gentar dan ia masih berdoa seperti kebiasaannya, meskipun untuk itu ia harus membayarnya dengan dilemparkan ke dalam gua singa. Bandingkan dengan orang Kristen zaman sekarang. Gara-gara sinetron atau telenovela, dengan “mantap” mereka mempersingkat doanya atau menunda doanya.
Saudara, bangsa Israel memang gagal, tetapi masih ada orang-orang yang memberikan contoh yang patut kita teladani. Mengapa ada yang gagal dan yang berhasil - seperti hamba-hamba Allah di atas? Apakah Allah memberikan hati yang khusus kepada mereka? Tidak! Alasannya, karena mereka sendiri memilih untuk mengikut Allah dengan segenap hati.

Renungan:
Mengikut Allah dengan segenap hati adalah pilihan.
Kalaupun Anda diberikan Alkitab sebagai penuntun,
adalah kehendak Anda sendiri untuk memilih mentaatinya atau tidak. Roh Kudus memang menuntun kita.
Ia menasihati kita. Ia membimbing kita.
Namun, Andalah yang menentukan pilihan, mau atau tidak mentaati-Nya. 

Ukuran kasih Anda kepada Allah dapat ditentukan
melalui berapa teguh ketaatan Anda kepada-Nya.