Para pemimpi, biasanya kenyang dengan olokan, tawa sinis dan canda yang penuh cemooh.
Sebenarnya mereka adalah pemompa semangat, cambuk yang membuat kita lari lebih cepat.
Saat Nuh membangun bahtera, bukankah dia kenyang dengan itu semua.
Tetapi tahan menanggung cela, adalah kualitas seorang juara sejati.
Impian besar yang beyond human, selalu mengundang kritik.
Tetapi yang beyond human itu adalah yang ilahi.
Saudaraku, bila mereka tertawa, abaikan.
Sebab toh tangan mereka tidak pernah terulur untuk menolong kita.
Terus lari, run to win
By His Grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo
(Warta JKI Injil Kerajaan 25-26 April 2015)